Selasa, 29 September 2015

Menetukan Jumlah Titik Lampu Dalam Sebuah Ruangan Gedung

Perhitungan daya dipengaruhi beberapa faktor, seperti fungsi ruang ( untuk menentukan terang lampu ), jenis lampu ( mempengaruhi banyaknya cahaya yang dipancarkan ), dan jumlah armatur/ titik lampu ( agar distribusi cahaya lebih merata dan sesuai kebutuhan ). Daya listrik terpasang tak boleh melebihi angka maksimum yang ditentukan untuk setiap ruang.
Menurut SNI, daya pencahayaan maksimum untuk ruang kantor/ industri adalah 15 watt/ m2. Untuk rumah tak melebihi 10 watt/m2.( tambahan Ir. Hartono Poerbo, M.Arch : untuk toko 20-40 watt/m2, hotel 10-30 watt/m2, sekolah 15-30 watt/m2, rumah sakit 10-30 watt/m2 ). Coba terapkan perhitungan ini pada setiap ruang di rumah, kemudian jumlahkan dan dirata-rata. Misalnya, rumah anda berukuran 36 m2, maka jumlah daya untuk lampu harus di bawah 360 watt. Jika jumlahnya berlebih, sebaiknya kurangi titik lampu atau gunakan jenis lampu hemat energi.
( SNI adalah standar konservasi energi sistem pencahayaan pada bangunan yang dimaksudkan sebagai pedoman bagi semua pihak yang terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengelolaan bangunan untuk mencapai energi efesien. Standar ini dibuat oleh Badan Standarisasi Nasional ( BSN ) yang bekerja sama dengan instansi terkait. Standar kebutuhan terang untuk rumah tinggal juga tersedia sehingga bila anda membutuhkannya untuk keperluan desain, anda bisa mendapatkannya di kantor BSN, Senayan, Jakarta ).
10 jam hemat energi, solar dan batubara juga dihemat.
Jika kita menghemat daya sebesar 100 watt selama 10 jam, maka kita menghemat energi sebesar 1000 watt-jam atau 1 kWh. Ini artinya menghemat energi pada pembangkit listrik sebesar 10 kali lipat, yaitu 10 kWh. Energi sebesar ini setara 0,75 liter solar atau 1,5 kg batubara. ( Pekik Argo Dahono/ Kompas ).
Contoh perhitungan :

Luas ruang makan : 5 m x 4 m = 20 m2. Daya lampu : 3 buah ( titik lampu ) x 15 watt = 45 watt. Daya : luas ruang = 45 : 20 = 2, 25 watt/m2 ( memenuhi syarat ).

Senin, 24 Agustus 2015

PENGUKURAN LISTRIK

  1. Sebelum instalasi listrik dioperasikan, ada tahapan yang harus dipenuhi, yaitu pengujian isolasi. Pada pengujian isolasi ini dilakukan atas :
    • uji isolasi fasa-fasa
    • uji isolasi fasa-pembumian (jika penghantar netral tidak dihubungkan ke penghantar pembumian)
    • uji isolasi fasa-netral
     2.  Megger adalah peralatan pengukuran listrik dengan kriteria :
    • tegangan alat ukur tersenut umumnya tegangan tinggi arus searah yang besarnya berkisar antara 500 volt sampai dengan 10.000 volt.
    • tegangan megger dipilih tegangan kerja daripada sistem tegangan kerja peralatan atau instalasi yang akan diuji
    • besarnya pengujian ditetapkan bahwa " harga penahan isolasi minimum adalah 1000 kali tegangan kerja peralatan yang akan diuji.
      3.  Alat ukur yang digunakan untuk megetahui besarnya faktor daya, daya listrik dan daya buta, 
           adalah  : Cos Q meter, Watt meter, VAR meter.
      4.  Salah satu alat ukur yang digunakan sebagai alat/perlengkapan pengukuran adalah phase 
           sequence meter yang gunanya adalah :
    • untuk mengetahui benar tidaknya urutan fasa tegangan listrik 3 fasa, khususnya dalam penyambungan gardu-gardu atau konsumen listrik.
    • kesalahan urutan fasa dapat menimbulkan : kerusakan pada peralatan / mesin, antara lain putaran motor terbalik, putaran KWH meter jadi lambat atau terhenti, dll.
      5.  Pada instalasi domestik, anatara SMP dengan instalasi di sisi pelanggan, dipasang pembatas
           yang fungsinya adalah :
    • sebagai pembatas arus akibat pemakaian daya (beban)
    • beberapa alat pembatas tersebut adalah : pemutus mini, pelebur dan relai
      6.  Untuk mengukur tahanan isolasi kabel digunakan alat ukur : Mega Ohm Meter
      7.  Penggunaan energi listrik pada pelanggan listrik PLN, resistansi listrik dan voltage listrik
           diukur dengan menggunakan alat ukur : KWH meter, OHM meter, VOLT meter
      8.  Beberapa macam pengukuran daya listrik pada sitem arus bolak-balik adalah
    • daya reaktif, dengan satuan MVAR ; KVAR ; VAR
    • daya aktig dengan satuan MW ; KW ; W
    • daya semu dengan satuan MVA ; KVA ; VA

Sabtu, 07 Maret 2015

Grounding ( Pembumian )

  1. Pemasangan instalasi pembumian dilakukan dengan elektroda bumi berupa :
    • Elektroda batang : terbuat dari pipa besi, baja profil atau barang yang ditanam dengan kedalaman minimum 2,5 meter.
    • Elektroda pita : terbuat dari penghantar berbentuk pita atau penghantar bulat,ditanam secara dangkal secara radial, jaring dengan kedalaman 0,5 - 1,0 meter.
    • Elektroda pelat : terbuat dari bahan logam utuh, berlubang, umumnya ditanam secara dalam dengan kedalaman 0,5 - 1,0 meter, 1 meter dibawah permukaan tanah.
  2. Elektroda tersebut ditanam dengan bermacam cara, sasarannya adalah mendapatkan nilai resistan sebesar maksimum 5 ohm.                           cat : untuk instalasi rumah tinggal, maksimum 1,6 0hm
  3. Pada titik sambungan elektroda dengan penghantar pembumian harus dilakukan dengan klem anti korosi, klem sewaktu-waktu dapat dibuka untuk maksud pengetesan / uji nilai resistansi.
  4. Jika diperlukan pararel dua elektroda atau lebih, jarak elektroda adalah :
    • elektroda pipa   d = 2 x panjang pipa
    • elektroda pelat  d = 3 meter minimal
  5. Pemasangan elektroda pita harus disusun simetris dengan sudut jari-jari minimum 60 derajat
  6. Sambungan penghantar bumi dengan elektroda :
    • mudah dicapai
    • bebas korosi
    • harus memakai klem/buat anti korosi minimum ukuran baut 10