Selasa, 07 Maret 2017
Dewasa ini kebutuhan akan sumber energi yang berkesinambungan tidak dapat terhindarkan. Kondisi beban pemakaian yang menuntut selalu aktif dalam segala kondisi termasuk ketika PLN atau sumber utama daya listrik mengalami pemadaman.
Generator Set (Genset) telah berperan cukup vital dalam menyediakan kebutuhan sumber daya alternatif. Dalam beberapa tahun lalu pengoperasian Genset cukup hanya mengandalkan operator dalam pengoperasiannya. Tetapi kebutuhan akan sumber daya yang membutuhkan kesiapan penuh membutuhkan suatu alternatif Operasional yang telah otomatis.
Teknologi Otomatis telah dikembangkan untuk meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam operasional mesin genset. Tujuan otomatisasi mesin genset adalah untuk mengurangi down time dan kebutuhan akan operator yang mempunyai keterbatasan waktu.
Teknologi yang digunakan merupakan teknologi tepat guna, dimana teknologi ini merupakan kreasi dari hasil pengalaman dan pengetahuan selama ini. Cara operasional sangat sederhana dan mudah digunakan agar semua pengguna mengerti dan tidak memerlukan keterampilan yang khusus.
Dalam ruang lingkup sumber daya listrik dikenal dengan 4 (empat) Panel utama yaitu :
1. Panel Induk Utama (PLN)
Panel Induk Utama adalah panel yang menjadi sumber utama daya yang akan digunakan
2. Panel ATS/AMF
Panel ATS/AMF adalah panel yang digunakan untuk mengatur perpindahan daya
3. Panel Genset
Panel Genset adalah panel yang dayanya bersumber dari genset dan merupakan alternatif daya.
4. Panel Distribusi
Panel Distribusi adalah panel untuk membagi daya ke seluruh beban pengguna.
Gb Skema antar panel
Bagian bagian modul ATS/ AMF (Automatic Main Failure)
Modul AMF berfungsi sebagai pengontrol genset. Dengan cara kerja secara singkat adalah ketika PLN mengalami pemadaman maka modul ini akan memerintahkan untuk melakukan starting mesin genset, setelah mesin genset berfungsi maka daya akan dialirkan ke beban, ketika PLN aktif kembali maka modul ini akan melakukan pendinginan mesin dan kemudian melakukan proses mematikan mesin genset. Pada Modul terdapat 7 tombol + 10 Lampu indicator fungsi
Fungsi dan keterangan :
TOMBOL.
OFF : untuk mematikan Modul AMF
AUTO : untuk memfungsikan modul kedalam system AUTO atau MANUAL, jika lampu indicator menyala maka mode adalah Otomatis dan jika lampu indicator mati maka Mode adalah manual. Pada model Manual maka tombol PLN dan GENSET berfungsi untuk memindahkan sumber daya, tetapi jika mode auto maka tombol PLN dan GENSET tidak berfungsi.
TEST : Untuk melakukan tes generator, waktu test ditentukan oleh modul tetapi dapat dipilih dalam beberapa mode waktu.
RESET: Untuk melakukan reset fungsi modul. Berfungsi pada saat modul tidak berhasil menghidupkan Genset setelah mencoba beberapa kali start.
HORN: Untuk mematikan Alarm sementara.
INDIKATOR
PLN : Indikator PLN AKTIF
CLOCK : idikator system timer berfungsi dengan baik
TEST : indicator modul berada dalam posisi sedang test genset
STFAIL : indicator starting mesin Gagal
TEMP, ALARM, OIL, HP dan SPEED : indicator aktif Alarm
HORN : indicator horn (Alarm dengan suara) Aktif
GENSET : Indikator Genset Aktif
START : Indikator modul sedang starting Genset
Cara Pengoperasian
Dalam operasional ATS/AMF terdapat beberapa jenis operasi yang dapat dilakukan yaitu :
- Start UP
- Mode Auto
- Mode Manual
- Test
- Reset
START UP
Proses Start Up dilakukan pada saat pertama kali modul AMF beroperasi.Tombol Fungsi OFF ditekan hingga indicator disampingnya menyala. Indikator yang menyala adalah PLN, Clock berkedip menandakan system timer berfungsi untuk melakukan prosedur pendinginan mesin.
MODE AUTO
Proses modeauto dilakukan setelah Start UP dilakukan kurang lebih 3 s/d 5 menit. Pada operasi ini modul AMF telah berfungsi dalam mode Auto, yaitu ketika PLN Padam maka akan melakukan Start Mesin dan melakukan transfer beban, begitu pula sebaliknya jika PLN menyala kembali maka akan melakukan proses pendinginan mesin.Tombol Fungsi AUTO ditekan hingga indicator disampingnya menyala.
Pada saat PLN Aktif :
Indikator yang menyala adalah PLN, Clock berkedip
Pada Saat GENSET Aktif :
Indicator yang menyala adalah GENSET
MODE MANUAL
Proses manual dilakukan untuk melakukan test beban pada genset, atau jika fungsi auto tidak berfungsi dengan baik. Jika indicator auto tidak menyala berarti telah masuk mode manual. Dengan mode manual maka tombol PLN dan GENSET dapat difungsikan dengan syarat kedua sumber tegangan aktif, jika hanya salah satu maka beban tidak bisa di pindah.
Tombol Fungsi AUTO ditekan hingga indicator disampingnya mati.
Indicator yang menyala adalah PLN,CLOCK berkedip, GENSET.
TEST
TEST dilakukan untuk melakukan pemanasan pada GENSET, dengan aktifnya fungsi TEST maka Mesin akan Starting (Indikator START aktif) dan GENSET akan menyala (Indikator GENSET aktif). Lama waktu pengetesan ditentukan oleh Modul AMF. Standar waktu pengetesan adalah 2 s/d 8 Menit.
Tombol Fungsi TEST ditekan hingga indicator disampingnya aktif.
Indikator yang menyala adalah PLN, CLOCK berkedip, TEST, GENSET.
RESET
RESET dilakukan untuk menghilangkan alarm yang diakibatkan oleh gagalnya proses starting Mesin ketika PLN Padam atau pada saat TEST.
Tombol Fungsi TEST ditekan hingga indicator disampingnya aktif
Indicator yang menyala sebelum RESET ditekan adalah ALARM,HORN, ST FAIL.
Indicator yang menyala setelah RESET ditekan adalah START atau TEST ketika sedang melakukan Proses TEST.
Memilih Panel ATS / AMF
Sebelum saya masuk ke topik utama, saya ingin merinci terlebih dahulu secara singkat tentang ATS/AMF.
Pengertian
ATS merupakan singkatan dari kata Automatic Transfer switch, alat ini berfungsi untuk memindahkan koneksi antara sumber tegangan listrik satu dengan sumber tegangan listrik lainnya secara automatis. Karena fungsi tersebut ATS sering juga disebut dengan Automatic COS (Change Over Switch)
Sedangkan AMF adalah singkatan dari kata Automatic Main Failure. Alat ini berfungsi untuk menyalakan mesin genset jika beban yang di layani kehilangan sumber energy listrik utama/PLN. Saya tidak paham kenapa alat ini dinamakan demikian karena menilik dari namanya AMF samasekali tidak menunjukkan fungsinya secara tepat, itu menurut saya.
Dari penjelasan singkat diatas dapat diketahui fungsi alat ini, yaitu sebuah alat yang berfungsi menylakan genset jika sumber listrik utama mati/padam (dilakukan oleh AMF) dan menghubungkan daya/listrik yang dihasilkan oleh genset terhadap beban (dilakukan Oleh ATS). Di dalam panel ATS/AMF terdapat beberapa rangkaian relai yang terdiri dari beberapa blok yang memiliki fungsi dan tugas masing masing. Antra lain;
1. Relai detector Sumber daya Utama.
Relai ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi sumber listrik utama (hidup atau mati) kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di proses pada tahap selanjutnya.
2. Relai detector Daya Genset
Relai detector ini berfungsi untuk memberikan informasi kondisi tegangan/daya genset kepada rangkaian relai relai start/off engine dan ATS untuk di proses pada tahap selanjutnya.
3. Blok start/stop engine, berfungsi untuk menyalakan mesin genset.
Blok ini bekerja berdasarkan masukan dari relay detector tenaga listrik utama dan detector daya genset. Jika tegangan listrik utama maka blok ini akan menyalakan mesin genset dan jika tegangan listrik utama/PLN telah menyala kembali, maka genset akan dimatikan secara automatis. Blok ini juga bekerja sama dengan blok ATS. Genset hanya akan dimatikan jika ATS sudah menghubungkan beban dengan sumber utama/PLN .
4. Blok ATS/COS
Selain seperti yang dijelaskan pada paragraf ke dua, blok ATS bekerja sama dengan blok start/stop engine. Yang paling penting disini adalah, block ATS harus menghubungkan masing sumber tegangan utama dan atau tegangan dari genset hanya saat yang tepat.
Demikian lah kira kira prinsip kerja dari panel ATS dan AMF.
Pada kenyataannya saat ini ada dua jenis panel ATS dan AMF yang beredar di pasaran, Jenis pertama adalah panel konvensional dan panel digital.
Panel ATS / AMF konvensional
Merupakan panel yang dibuat menggunakan relai relai mekanik dan beberapa timer sehingga memiliki banyak kekurangan jika dilihat dari segi keandalannya. Selain itu, panel konvensional akan terdapat banyak sambungan kabel kabel sehingga sangat menyulitkan dalam perbaikan jika terjadi kerusakan pada salah satu komponen.
Bicara tentang keandalan, panel konvensional umumnya tidak dilengkapi dengan sensor sensor kondisi mesin sehingga panel ini tidak dapat mematikan mesin jika terjadi gejala kerusakan. Sebenarnya bisa saja panel ini dilengkapi dengan sensor sensor kondisi mesin dan fungsi lainnya, namun akan sangat banyak sekali relai dan pengawatan yang perlu ditambahkan. Satu satunya kelebihan panel ATS/AMF konvensional adalah harganya yang relative murah.
Panel ATS/AMF digital
Merupakan produk dari pabrikan yang memiliki keandalan yang sangat jauh lebih baik dibandingkan dengan panel konvensional. Keandalan yang saya maksud adalah fitur fitur yang berfungsi untuk menjaga dan mengontrol kondisi mesin selalu berada dalam keadaan yang baik sehingga kemungkinan mesin mengalami rusak parah dapat dihindari. Jika dengan panel konfensional mesin tidak akan mati saat terjadi gejala kerusakan atau gejala masalah lain, kecuali setelah menekan tombol emergency, namun tidak dengan panel digital. Sehingga dengan panel ATS /AMF digital diharapkan gejala kerusakan awal dapat ditangani dengan tepat sebelum kerusakan yang lebih besar benar benar terjadi. Kemudahan lainnya adalah fitur antarmuka pada panel digital sangat membantu kita untuk memasukkan parameter parameter kontrol dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Dengan segala fitur dan kelebihan panel digital ini maka wajar saja jika pabrikan membanderol dengan harga yang tinggi.
Diluar dua macam panel ATS/AMF yang saya sebutkan diatas, pada kenyataannya ada satu jenis panel lain yang beredar di pasaran saat ini, yaitu panel ATS/AMF yang dibangun dengan tulang punggung sebuah PLC ataupun Smart Relay (versi sederhana dari PLC).
ATS/AMF dengan tulang punggung PLC/smart relay sangat menguntungkan para produsen karena proses pembuatan yang lebih gampang dan sedikit kabel serta ruang yang terpakai, namun sayangnnya fitur yang tersedia sangat terbatas dan hampir sama dengan panel konfensional. Disinilah banyak konsumen yang 'kecele' karena mendengar kalimat “panel ATS/AMF dengan PLC/Smart relay” padahal fitur yang ditawarkan dan fungsi yang dapat dilakukan panel tersebut tidak jauh beda dengan panel konvensional (berbasis rele).
Ketidak tahuan konsumen ini yang menyebabkan para perakit panel tidak berniat menambahkan fitur fitur lain pada panel mereka.
Berdasarkan fakta diatas, tiba tiba pikiran saya tertuju pada sebuah panel ATS/AMF dengan tulang punggung Smart relay dengan fitur yang sama atau bahkan lebih dari kemampuan panel ATS/AMF digital buatan pabrik. Saya akan coba merencang sebuah panel dengan tulang punggung smart relay ZELIO dan akan saya posting di blog ini pada lain waktu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar